Selasa, 25 Mei 2021

STRATEGI PEMBELAJARAN

 

Nama: Wahyu Sri Rizqi

NIM: 11901347

Kelas: PAI/4C

Makul: Magang 1 (Laporan Bacaan)

 

STRATEGI PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran adalah suatu proses memilih dan merencanakan bagaimana cara yang akan dilakukan oleh seorang guru ketika menyampaikan isi materi pelajaran yang sesuai aktivitas dan kreativitas siswa. Meskipun banyak guru yang secara teoritis sudah memahami tentang strategi pembelajaran tersebut, tetapi ketika dalam proses pelaksanaannya sangat sulit untuk dilakukan dengan optimal, karena pelaksanaan strategi pembelajaran ini sangat tergantung kepada peserta didik, tujuan pembelajaran, isi materi pembelajaran dan sumber serta sarana prasarana sekolah yang mendukung dalam pelaksanaan strategi pembelajaran tersebut.

A.    Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi menurut The International Webster’s Student Dictionary of English Language mengandung arti ilmu perencanaan dan pelaksanaan gerakan militer secara luas, keahlian dalam manajemen, rencana yang cermat atau metode. Sedangkan strategi menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI (2007:167) adalah : 128 “Pola umum rentetan kegiatan harus dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran belum mengarah ke hal-hal yang bersifat praktis, masih berupa rencana atau gambaran secara menyeluruh; sedangkan untuk mencapai tujuan, maka strategi dibuat untuk tujuan tertentu. Maka tidak ada suatu strategiu bila tidak ada tujuan yang akan dicapai”.

Strategi pembelajaran adalah penerapan suatu cara yang berbeda-beda dari setiap bidang studi dan kondisi tertentu yang melatarbelakanginya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan dipilih oleh guru sangat dipengaruhi oleh pengorganisasi isi materi bidang pembelajaran, cara menyampaikan materi bidang pembelajaran dan cara mengatur dan menata relasi antara guru dengan peserta didik.

Strategi pembelajaran adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik. Cara mewujudkan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan metode yang digunakan untuk mewujudnyatakan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian bisa terjadi suatu strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Strategi pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran; strategi pembelajaran menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu; sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi pembelajaran.

Menurut Pandangan Kemp (1995) di dalam Wina Sanjaya (2006:126) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

B.     Strategi Pembelajaran Menurut Pendapat Para Ahli

Konteks strategi pembelajaran tentu berkaitan dengan pendekatan dalam penyampaian suatu materi pada lingkungan pembelajaran. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh sekolah yang sesuai dengan ketentuan dari pemerintah dan dinas pendidikan.

Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik, dan prosedur yang akan menjamin bahwa peserta didik akan benar-benar mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan agar memperoleh langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien (Gerlach dan Ely, 1971: 207).

·         Menurut Al Muchtar (2007), kata strategi berasal dari bahasa Latin, yaitu “strategia” yang berarti seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Menurut Beckman (2004) secara umum strategi adalah alat, rencana, atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas.

·         Menurut Miarso (2005), strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu.

·         Seels dan Richey (1994: 31) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rincian dari seleksi pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam pembelajaran, yang terdiri dari metode, teknik dan prosedur-prosedur yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

·         Menurut Romiszowsky (1981) strategi dalam konteks kegiatan pembelajaran mengandung makna, yaitu untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dengan memilih metode-metode yang dapat mengembangkan kegiatan belajar peserta didik secara lebih aktif.

·         Semiawan (1996) berpendapat ditinjau dari segi proses pembelajaran strategi belajar mengajar merupakan proses bimbingan terhadap peserta didik dengan menciptakan kondisi belajar murid secara lebih aktif.

·         Menurut Suparman (1997: 157) strategi pembelajaran merupakan perpaduan urutan kegiatan pembelajaran (tahap-tahap yang perlu dilalui/diikuti dalam penyajian materi pembelajaran) metode atau teknik pembelajaran (prosedur teknis pengorganisasian bahan dan pengelolaan peserta didik dalam proses pembelajaran), media pembelajaran (peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan sebagai media proses pembelajaran), dan waktu pembelajaran (waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran).

Dari penjelasan pendapat para ahli di atas, dapat kita pahami bahwa strategi pembelajaran adalah pendekatan secara menyeluruh dalam mengelola proses kegiatan pembelajaran agar dapat menyampaikan materi pelajaran secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.

C.   Macam-Macam Strategi Dan Metode Pembelajaran

Macam strategi pembelajaran dan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :

·         Strategi Pembelajaran Ekspositori, yaitu strategi pembelajaran yang lebih menitikberatkan penyampaian isi materi pembelajaran secara verbal dari seorang pengajar kepda sekelompok peserta didik dengan tujuan agar peserta didik dapat menguasai isi materi pembelajaran secara maksimal.

·         Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI), yaitu rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.

·         Contextual Teaching Learning (CTL), yaitu strategi pembelajaran yang membantu guru agar mengaitkan isi materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik, dan membantu serta mendorong siswa agar mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan situasi nyatanya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

·         Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah, dalam strategi pembelajaran ini, guru melakukan serangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

·         Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial, merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri.

·         Strategi Pembelajaran Kooperatif /kerja sama Kelompok, yaitu rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

·         Strategi Pembelajaran Afektif, berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan, sebab afektif berhubungan dengan nilai yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa.

·         Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir, merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa.

D.    Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran

Dick dan Carey (1996: 184) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu: kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan lanjutan. Pertama, Kegiatan pembelajaran pendahuluan yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran yang diharapkan dapat menarik minat peserta didik agar bisa memotivasi mereka dalam memahami materi pelajaran yang akan disampaikan. Melalui kegiatan pembelajaran pendahuluan ini, peserta didik akan mudah mengetahui apa yang harus diingat, dipecahkan, dan diinterpretasi serta terbantu untuk memusatkan strategi belajar kearah hasil pembelajaran.

Kedua, penyampaian informasi, dalam hal ini guru harus menetapkan secara pasti informasi, konsep, aturan, dan prinsip-prinsip apa yang perlu diberikan kepada peserta didik. Maka dari itu, guru harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya. Ketiga, Partisipasi peserta didik sangat penting dalam proses pembelajaran, karena proses pembelajaran akan lebih berhasil jika peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Nurani, dkk., 2003: 1.11).

Keempat, yaitu tes, ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan oleh guru pada umumnya, yaitu pretest dan posttest (Al Muchtar, 2007: 2.8). Secara umum tes digunakan oleh guru adalah untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum dan apakah pengetahuan, keterampilan serta sikap telah benar-benar dimiliki peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes ini biasa dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran atau setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, yaitu penjelasan tujuan diawal kegiatan pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pembelajaran (Nurani, dkk., 2003: 1.12)

Kelima, Kegiatan lanjutan atau follow up, secara prinsip memiliki hubungan dengan hasil tes yang telah dilakukan. Karena kegiatan lanjutan bertujuan untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik (Winaputra, 2001: 3.43). Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik, yaitu dengan memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran tertentu dan memberikan motivasi dan bimbingan belajar.

Sementara itu, menurut Miarso (2004: 532-534), komponen atau unsur yang sering terdapat dalam strategi pembelajaran adalah tujuan umum pembelajaran, teknik, pengorganisasian kegiatan pembelajaran, peristiwa pembelajaran, urutan belajar, penilaian, pengelolaan kegiatan belajar/kelas, tempat atau latar, dan waktu. Sama halnya dengan Suparman (2005: 167) yang menyatakan bahwa ada empat komponen utama strategi pembelajaran, yaitu Urutan kegiatan pembelajaran, Metode pembelajaran, Media pembelajaran dan Waktu yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.

E.     Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi

Setiap strategi pembelajaran memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Tidak ada strategi pembelajaran tertentu yang lebih baik dari strategi pembelajaran yang lain. Karena sudah seharusnya guru mampu memilih strategi yang cocok dengan keadaan siswa. Menurut Sanjaya ( 2006: 129-131), ada empat prinsip umum yang harus diperhatikan guru dalam penggunaan strategi pembelajaran, yang pertama yaitu berorientasi pada tujuan yang merupakan komponen utama dalam sistem pembelajaran. Kedua, aktivitas belajar yang bukan hanya menghafal sejumlah fakta atau informasi, tapi juga berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Ketiga, Individualitas dalam mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Dan yang keempat, Integritas dalam mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik.

Dengan begitu, mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga mengembangkan aspek afektif dan aspek psikomotor. Maka dari itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh kepribadian peserta didik yaitu mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik secara terintegrasi. Keempat prinsip ini sesuai dengan peraturan pemerintah No. 32 tahun 2013, yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satu satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

 

Sumber Bacaan:

Buku Strategi Pembelajaran, Oleh Dr. Wahyudin Nur Nasution, M.Ag

Artikel Strategi Pembelajaran, Oleh M.E. Kakok Koerniantono (Dosen Program Studi PKK di Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang)