Rabu, 30 November 2022

Malam, Aku Dan Hujan

 

Malam, Aku Dan Hujan

(by Wahyu Sri Rizqi)

Ini cerita tentang Malam, Aku dan Hujan. Setelah aku melipat dan merapikan sajadah dan mukenah yang aku gunakan saat melaksanakan sholat Isya di salah satu masjid yang dekat dengan tempatku bekerja, aku bergegas untuk pulang dan melanjutkan aktivitas lain.

Namun tidak ku sangka, ternyata hujan datang secara tiba-tiba tanpa memberikan tanda. Awalnya aku mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan pulang, tapi tiba-tiba aku teringat dengan jas hujan yang selalu ku bawa dan tersimpan rapi dalam jok motor ku. Setelah mengenakannya, aku pun mulai menyalakan mesin motor dan langsung menyusuri jalan ditengah derasnya hujan yang mengguyur tak beraturan, seketika ia reda. Namun ada kalanya ia mengguyur deras hingga tak terdengar apa-apa selain gemercik yang menjadi gemuruh karena suaranya.

Dengan perlahan aku mengendarai motor sambil menikmati dan mendengarkan indahnya gemercik hujan yang seakan menjadi alunan lagu menggugah jiwa. Sesekali ku pejamkan mata untuk mendengarkan hujan bercerita melalui gemercik nada indahnya. Di setiap cerita pasti ada saat dimana emosi juga ikut serta di dalamnya, sebagaimana kilat yang menyambar dan petir yang menggelegar sesekali seakan-akan menyampaikan kekesalan dan amarahnya. Selang beberapa menit sekali ia mengungkapkan amarahnya bagaikan api yang menyala dan membara.

Dan di tengah perjalan, ku lihat seorang lelaki paruh baya di depan toko yang masih tetap bekerja meski hujan telah mengguyurnya. Dengan penuh semangat yang membara seperti kilat yang menyala, lelaki itu tetap menjalankan tugasnya membantu pengunjung toko mengeluarkan mobil dari jalur parkir. Aku dapat melihat wajahnya yang begitu gembira saat menerima uang jasanya walau hanya beberapa ribu rupiah saja. Perjuangan yang dilakukan untuk menafkahi keluarganya sangat besar dan rasa sykur yang terlukis di wajahnya sungguh membuat aku sadar bahwa bahagia bukan hanya dinilai dari banyaknya harta, tetapi keikhlasan dan rasa syukur kepada Allah yang tak terhingga dan selalu tertanam di dalam jiwa yang dapat membuat manusia bahagia walaupun dengan keadaan hidup sederhana bahkan tanpa harta.

Hujan di malam ini membuatku mengerti bahwa cserah tak selamanya indah dan hujan malam tak selamanya kelam. Siang tadi yang ku kira cerah dan ceria hingga malam bahkan esok harinya, ternyata berganti oleh hujan yang datang hingga membuat bintang dan bulan enggan memancarkan sinarnya. Di tengah hujan, aku memang tak dapat menyaksikan indahnya bulan dan bintang yang bersinar, tetapi aku dapat merasakan ketenangan hingga rasa dingin yang dapat menyejukkan hati dan pikiran. Menenangkan pendengaran dari riuhnya suara klakson kendaraan yang bersautan untuk mempercepat gerak kendaraan lain di depannya.

Hujan juga membuat perjalanan pulang ku terasa begitu panjang, sebab aku tak berani untuk meningkatkan kecepatan berkendara karena ingin menikmati hujan dan takut jika genangan air yang ku lewati dapat mebasahi pengguna jalan lainnya.

Banyak pelajaran yang dapat aku ambil dari hujan di malam ini, selain mendapatkan pengetahuan tentang ilmu alam yang mengartikan bahwa cerah belum tentu tak akan hujan dan gelap belum tentu hujan. Belajar memahami bagaimana cara bahagia meski hidup sederhana dan hidup tak selalu bergantung dengan harta dunia. Belajar cara menghayati cerita dari hujan yang membuat relung hati menjadi terisi dengan memahami maksud yang tersembunyi.      

Pontianak, 30 November 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar