Jumat, 01 Oktober 2021

Dunia Perkuliahan “Semester 4”

 

Nama: Wahyu Sri Rizqi

NIM: 11901347

Dunia Perkuliahan

“Semester 4”

Bismillahirrohmanirrohim...

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

Perkenalkan, nama saya Wahyu Sri Rizqi, saya Mahasiswa Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak angkatan 2019, dan sekarang saya telah memasuki semester 5. Kali ini saya akan menceritajan pengalaman perkuliahan saya pada semester 4 di kelas PAI 4C kemarin, yang sebelum itu saya akan menceritakan pengalaman pertama melaksanakan perkuliahan daring/ jarak jauh (online).

Saat pertama kali saya masuk kuliah di semester satu, saya menjalani perkuliahan dengan normal dan setiap hari perkuliahan berlangsung di gedung kampus. Seluruh mahasiswa berkumpul di dalam kelas masing-masing dan dosen memberikan materi perkuliahan secara langsung, efektif dan kondusif.

Namun, ketika saya menginjak ke semester dua, mulai terjadi pengalihan sistem perkuliahan dengan cara daring (online). Hal ini disebabkan karena adanya virus yang masuk ke Indonesia yang bernama Covid-19. Virus ini benar-benar meresahkan, terutama bagi para mahasiswa, karena sistem perkuliahan yang dilakukan menjadi terganggu dan kurang efektif.

Mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan sistem perkuliahan yang berubah, yaitu daring atau sistem jarak jauh. Sistem ini mulai diterapkan di lingkungan kampus IAIN Pontinak sejak awal tahun 2020. Seluruh mahasiswa kembali ke daerah masing-masing dan memulai perkuliahan dari rumah, terutama saya sendiri. Ketika kedua orang tua saya mengetahui bahwa sistem perkuliahan diadakan secara daring, maka saya diminta untuk kembali ke kampung halaman saja. Dan sejak saat itu saya melaksanakan perkuliahan di rumah hingga saat ini.

Sudah dua semester saya menjalani perkuliahan dengan jarak jauh, yaitu dari rumah. Susah senang telah dilalui, begitu banyak kendala yang dialami, terutama kendala jaringan internet yang masih agak sulit di jangkau di kampung. Sudah sering sekali ketika mengirimkan tugas berjam-jam tetapi masih sulit untuk terkirim bahkan hingga terlambat mengirimkannya.

Di semester empat ini, merupakan semester ke tiga saya menjalani perkuliahan secara daring. Kendala yang dialami juga masih sama, yang paling utama yaiu terkendala dengan jaringan internet. Menurut saya, semakin tinggi semester maka semakin sulit juga mata kuliah yang akan di pelajari dan dijalani. Memahami pembelajaran jarak jauh ini tidaklah mudah, dengan hanya mendengarkan dosen berbicara dan menjelaskan melalui aplikasi seperti zoom meeting, google meet, youtube, telegram, whatsApp dan media-media lainnya terkadang masih membuat saya bingung. Penjelasan yang diberikan melalui media tersebut tidak sejelas dan seefektif saat dijelaskan dengan sistem tatap muka. Karena dengan sistem tatap muka, dosen bisa memberikan contoh secara langsung dan mahasiswa akan lebih mudah dalam memahami penjelasan tersebut. Tetapi dengan penjelasan yang dilakukan dengan melalui media elektronik ini mahasiswa terkadang menjadi tidak fokus, terutama diri saya sendiri. Terkadang, ketika perkuliahan sedang berlangsung dan saya sedang menyimak presentasi dari teman-teman atau penjelasan dari dosen, tiba-tiba orang tua memanggil untuk meminta bantuan, sambil menjaga adik dan membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Belum lagi jika di rumah sedang ada tamu atau keluarga yang berkunjung, terkadang saya menjadi semakin sulit untuk fokus saan mendengarkan penjelasan dari dosen maupun teman-teman.

Di semester 4 ini, terdapat sembilan mata kuliah yang benar-benar menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dan inovatif serta mampu untuk mulai mandiri, agar lebih memahami peran yang akan di jalani ketika telah menjadi seorang guru suatu saat nanti. Mahasiswa sudah diminta untuk berlatih menjadi seorang guru yang baik serta profesional dalam meberikan pembelajaran kepada siswa.

Adapun sembilan mata kuliah tersebut ialah:

1.      Magang 1 yang diampu oleh Ibu Farninda Aditya, M.Pd.

2.      Pengembangan Materi PAI Dasar 2 yang diampu oleh Ibu Nelly, S. Pd. I., M.Si.

3.      Media Pembelajaran yang diampu oleh Bapak Rangga Ramadhani Alsyaibani, M.Pd.

4.      Pendekatan dan Strategi Pembelajaran PAI yang diampu oleh Bapak Dr. H. Fahrul Razi, M.Pd.

5.      Pengembangan Kurikulum yang diampu oleh Bapak Drs. H.Rustam. A, M.Pd.

6.      Manajemen Pendidikan yang diampu oleh Ibu Dr. Nani Tursina, M.Pd.

7.      Evaluasi Pembelajaran PAI yang diampu oleh Ibu Dra. Hj. Khairawati, M.Pd, yang didampingi oleh Ibu Alvira Pranata, M.Pd sebagai Asisten Dosen Pengampu mata kuliah Evaluasi pembelajaran ini.

8.      Psikologi Perkembangan Peserta Didik yang pada saat itu diampu oleh Bapak Dr. Hariansyah, M.Si.

9.      Statistik yang diampu oleh Ibu Nopita Sri, M.Pd.

Dan di semester ini, sudah terdapat beberapa mata kuliah yang mengharuskan untuk mahasiswa turun ke lapangan, mempraktikkan materi pembelajaran yang diberikan oleh dosen. Setelah dosen meminta mahasiswa untuk mempresentasikan di depan teman-teman kelas dengan materi yang telah didapatkan, maka mahasiswa dituntut untuk mampu mempraktikkan langsung. Mahasiswa diminta untuk berlatih dan praktek mengajar dengan jumlah murid yang ditentukan, lalu membuat video dokumentasi praktek mengajar tersebut. Dan yang menjadi kendala adalah, ketika mengajar harus dengan atribut lengkap seperti di sekolah, namun sekolah-sekolah juga masih banyak yang tutup, jadi sulit untuk mendapatkan pinjaman kelas, dan akhirnya hanya menggunakan atribut seadanya yang dimiliki di rumah masing-masing.

Pada mata kuliah yang pertama di semester ini, yaitu Magang 1. Pada mata kuliah ini, kami diminta untuk mengamati atau observasi ke sekolah. Dan dalam satu kelas kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memudahkan dalam pembagian ketika penyusunan laporan observasi. Dalam setiap kelompok ada yang melakukan observasi bersamaan karena berada dalam satu daerah dan ada juga yang melakukan observasi secara individu, karena berbeda daerah yang cukup jauh. Semua berjalan dengan baik dan lancar, hanya saja terkendala saat sekolah masih belum mulai aktif, jadi harus menunggu hingga sekolah dibuka dan pembelajaran sudah mulai aktif walaupun hanya sebentar untuk dapat melakukan observasi ke sekolah tersebut. Pengalaman yang saya dapat selama beberapa hari saat saya melakukan obeservasi adalah saya bisa mendapatkan pelajaran lebih ketika mengamati guru memberikan materi dan menjelaskan pelajaran kepada siswa. Saya bisa mengetahui bagaimana cara menarik perhatian siswa ketika sedang tidak fokus belajar, bagaimana cara membuat siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar dan saya sudah mendapatkan gambaran bagaimana menjadi seorang guru yang baik dan sabar dalam menjelasakan pelajaran ke pada masing-masing siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam kegiatan obeservasi ini juga saya dapat mengetahui sistem pembelajaran yang dilakukan setiap guru pada setiap kelas itu berbeda dan cukup menarik, sehingga dapat dijadikan sebagai contoh bagi diri saya kedepannya ketika sudah benar-benar memasuki dunia mengajar. Penyusunan laporan yang dilakukan secara individu cukup mengalami kendala, karena dalam satu kelompok yang melakukan observasi tidak sama dalam arti jarak rentang waktunya berbeda, karena di setiap daerah berbeda, ada yang sekolahnya sudah mulai aktif dan ada juga yang masih belum diaktifkan. Namun hal ini tidak membuat kami merasa patah semangat, dengan begini kami juga dapat menerapkan sikap toleransi terhadap teman satu tim dan setelah semua laporan terkumpul, kami jadi lebih mengetahui seperti apa sistem pembelajaran yang dilakukan di daerah masing-masing, yang tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Pada mata kuliah yang kedua, yaitu Pengembangan Materi PAI Dasar 2, setiap minggu kami ditugaskan untuk membuat Power Point dengan materi yang telah dibagikan pada setiap kelompok yang membahas tentang pelajaran peserta didik di Sekolah Menengah Pertama (SMP), mulai dari materi per-Bab di semester ganjil dan semester genap. Setiap minggu satu persatu kelompok yang dibentuk maju untuk melakukan presentasi menggunakan media Google Meet sebagai pengganti perkuiahan tatap muka, dan kelompok yang tidak melakukan presentasi pada hari itu juga diwajibkan untuk membuat Power Point ringkasan dari materi yang sama dengan pemahaman masing-masing dari setiap mahasiswa. Dan tugas ini dijadikan sebagai tugas wajib setiap minggunya dan harus dikumpulkan melalui media E-learning. Tugas mingguan ini berlangsung hingga menjelang Ujian Tengah Semester (UTS), dan pada saat UTS kami diminta untuk membuat RPP, yang pada awalnya saya masih belum mengerti hingga berkali-kali mencari reverensi dari google untuk mendapatkan pemahaman dalam menyusun RPP tersebut, dan pada kahirnya setelah berkali-kali membaca dan mencoba memahami cara penyusunan RPP tersebut dan Alhamdulillah saya bisa menyelesaikannya walaupun masih terdapat kesalah, namun masih diberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan terhadap kesalahan yang terdapat di RPP yang saya buat. Setelah membuat RPP sebagai syarat Ujian Tengah Semester, selanjutnya kami diminta untuk membuat video simulasi mengajar dengan menggunakan ketentuan yang ada di dalam RPP yang kami buat, yaitu harus sesuia antara materi yang disampaikan dengan yang tertulis di RPP, waktu yang digunakan juga harus tepat mulai dari pendahuluan, penyampaian materi (isi), hingga penutupan ketika mengakhiri pembelajaran.

Pada mata kuliah yang ketiga, yaitu Media Pembelajaran, mahasiswa diminta untuk dapat menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan memahami yang dimiliki oleh siswa, keadaan sarana dan prasarana sekolah, dan media yang sesuai untuk sekolah yang berada di daerah terpencil maupun daerah perkotaan. Mahasiswa harus mampun untuk membuat gambaran yang mudah diterima dan dipahami oleh siswa dari media yang telah dibuat tersebut, baik itu media visual, media audio visual, media gambar, media garis dan masih banyak lagi jenis media lainnya yang dapat digunakan sesuai kebutuhan dan pemahaman siswa. Media yang dibuat harus mampu untuk membantu mempermudah guru dalam menjelaskan pelajaran dan mampu untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran. Jadi media tersebut harus bersifat memudahkan antara keduanya, yaitu guru dan siswa serta media juga harus bersifat tahan lama, agar dapat digunakan berulang-ulang. Kemudian kami diminta untuk membuat video dokumentasi saat proses pembuatan media tersebut agar lebih terlihat nyata bahwa media yang ditunjukkan adalah hasil karya diri sendiri bukan buatan orang lain. Dan media yang saya buat adalah media poster, yang terbuat dari kertas karton yang disambungkan lalu dipasangkan bingkai di setiap sisinya. Poster tersebut berisi silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW, yang sesuai dengan materi pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI), dan media ini dijadikan syarat untuk pengambilan nilai Ujian akhir semester.

Pada mata kuliah yang keempat, yaitu Pendekatan dan Strategi Pembelajaran PAI, kami diminta untuk dapat menemukan dan menentukan strategi apa yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran yang baik kepada siswa, sesuai dengan karakteristik siswa yang ada di sekolah. Setelah itu kami diminta untuk mempresentasikan strategi yang akan kami bahas dan dipraktikkan. Sehingga pada mata kuliah ini kami diminta untuk membuat video dokumentasi mengajar dengan strategi yang telah didapatkan sesuai dengan penjelasan yang telah disampaikan pada saat presentasi di depan teman-teman kelas melalui media google meet. Dengan ini, saya sebagai mahasiswa merasa tertantang untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan strategi yang cukup menarik kepada siswa, yaitu strategi mengajar dengan metode Jigsaw. Saya merasa bahwa dengan tugas seperti ini, mahasiswa akan menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menetukan strategi yang akan digunakan untuk mengajar kelak, saat telah benar-benar menjadi seorang guru. Saya juga merasakan efek dari praktik mengajar ini dapat dijadikan cerminan untuk bisa menjadi seorang guru yang baik dan profesional dalam mendidik dan menyampaikan pelajaran kepada siswanya.

Pada mata kuliah yang kelima, yaitu Pengembangan Kurikulum, yang di mana kami diminta untuk mencari reverensi tentang kurikulim pendidikan sesuai dengan materi yang telah disiapkan oleh dosen pengampu di dalam RPSnya. Kami diminta untuk membuat tulisan berupa karya ilmiah dari judul materi yang telah diberikan, kemudian menjelaskan hasil tulisan tersebut secara langsung melalui media video yang diunggah ke youtube ataupun google drive. Kemudian tulisan dan link video tersebut dikirimkan melalui whatsApp group untuk disaksikan dan disimak bersama, kemudia dibuka sesi diskusi dan tanya jawab, teman-teman yang menjadi audien memberikan pertanyaan dan yang presentasi menjawab pertanyaan dan harus sesuai dengan pemahaman dan kepahaman dari audien tersebut. Namun sebelum itu, dosen pengampu memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada yang sedang presentasi, barulah setelah itu audien yang lain dipersilahkan untuk memberikan pertanyaan atau membantu memberikan jawaban kepada yang bertanya. Dan pada saat itu, dosen pengampu hanya tinggal mengawasi jalannnya diskusi hingga selesai pertemuan pada setiap minggunya. Pada Ujian Tengah Semester, kami diberikan kisi-kisi soal yang akan dikeluarkan untuk ujian, saat waktu ujian telah tiba, kami diberikan beberapa soal untuk dikerjakan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Dan pada Ujian Akhir Semester pun, sistemnya juga sama seperti pada saar UTS.

Lanjut pada mata kuliah yang keenam, yaitu Manajemen Pendidikan yang dimana kami diajarkan untuk bisa mengatur dan memanajem sistem pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan syariat Islam. Setiap materi yang akan kami presentasikan harus berisi muatan tentang sistem dan manajemen pendidikan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Karena Al-Qur’an dan Hadits lah tuntunan yang paling tepat dalam mengatur atau memanajemen sistem pendidikan Islam, sebab Allah telah menjelaskan semuanya di dalam kitab Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam melakukan hal apapun. Setiap pertemuan, sebelum memulai perkuliahan kami diminta untuk membaca dan mengamalkan Asmaul Husna secara bersama-sama. Pada setiap minggunya kami diberikan tugas yang berkaitan dengan manajemen pendidikan, lalu mencari dalil ayat Al-Qur’an atau Hadits yang harus dihafalkan dan menjelaskan maksud dari dalil tersebut, lalu dikaitkan dengan sistem pendidikan pada saat zaman Rasulullah dan para sahabat hingga pada saat ini. Kemudian, di setiap akhir perkuliahan Ibu Nani selalu berpesan untuk tetap istiqomah dalam menjalankan dan menjaga syariat Islam dan selalu menceritakan pengalaman dari orang-orang yang dekat dengan Allah, maka segala sesuatu dan urusannya pasti akan Allah mudahkan juga. Dengan ini, saya merasa selalu termotivasi untuk terus mendekatkan diri kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Pada mata kuliah ini, kami juga dikenalkan dengan apa itu sarana dan prasarana sekolah dan bagaimana cara mengatur sistem yang terdapat di sekolah. Sebagai seorang guru harus dapat mengetahui bagaimana cara memanajemen sistem sarana dan prasarana yang baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan dilingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat di lingkungan sekolah tersebut.

Pada mata kuliah yang ketujuh, yaitu Evaluasi Pembelajaran. Pada mata kuliah ini, kami diminta untuk membuat makalah yang membahas tentang materi evaluasi dalam pembelajaran, seperti cara membuat soal dan memilah soal. Setiap kelompok mencari materi pembahasan sesuia judul yang telah disediakan oleh dosen pengampu berupa RPS. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil makalah yang telah dibuat, kemudian dosen memberikan penjelasan yang lebih mendalam agar lebih mudah kami pahami. Setiap minggunya ada dua kelompok yang akan maju untuk mempresentasikan hasil makalahnya melalui media google meet. Sistem Ujian Tengah Semester yang dilakukan adalah kami diperintahkan untuk mencari soal mulai dari kelas IV SD hingga kelas XII SMA sederajat. Setelah kami mendapatkan soal, lalu kami diperintahkan untuk menganalisi soal tersebut, menentukan setiap satu soal itu termasuk kedalam kategori apa saja, mulai dari soal C1 hingga C6 sesuai dengan tabel taksonomi bloom seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian, kami dapat belajar dan mengetahui bagaimana ciri-ciri dari soal C1 sampai C6 serta mulai dapat merumuskan soal-soal untuk melakukan evaluasi pembelajaran kepada siswa. Karena sebagai seorang guru, kami harus mampu dan bisa menentukan dan merumuskan cara untuk membuat alat evaluasi pembelajaran bagi siswa yang sesuai dengan kemampuan dan pemahaman siswa. Seorang guru juga harus mampi memahami karakteristik siswa, bagaimana cara yang mudah bagi mereka dalam menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan. Alat evaluasi yang akan dibuat harus sesuai juga dengan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Dan sistem Ujian Akhri Semester yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah ini adalah dengan membuat soal yang sesuai dengan soal yang telah dianalisis pada saat Ujian Tengah Semester. Dengan begitu, kami dituntut untuk mampu merumuskan soal dan membuat alat evaluasi yang sesuai dengan ketentuan dan perkembangan kurikulum yang telah ada dan harus sesuai pula dengan kemampuan dan karakteristik siswa. Hal ini juga dapat menjadi tolak ukur atau gambaran bagi saya untuk dapat menentukan dan merumuskan soal dan alat evaluasi yang baik dan mudah dipahami.

Pada mata kuliah yang kedelapan, yaitu Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Kami diminta untuk membuat makalah yang membahas tentang hal yang berkaitan dengan psikologi peserta didik, sesuai dengan RPS yang telah disusun oleh dosen pengampu. Sama seperti mata kuliah yang lainnya, setelah mendapatkan materi yang sesuai, maka kami akan mempresentasikan hasil makalah tersebut kepada teman kelas dengan menggunakan google meet, kemudian membuka sesi diskusi dan tanya jawab seputar psikologi perkembangan peserta didik yang juga dikaitkan dengan dalil-dalil dan hadits. Karena di dalam Al-Qur’an juga banyak menjelaskan tentang segala jenis psikologi, terutama psikologi perkembangan pada anak. Sebagai seorang guru, kita memang dituntut untuk dapat memahami bagaimana perkembangan peserta didik, agar lebih mudah memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada mereka, terutama dalam perkembangan psikologi anak tersebut. Seorang guru harus mampu memahami dan mengerti tentang kepribadian setiap peserta didiknya, baik dengan cara mengamati perkembangan setiap harinya maupun bertanya kepada orang tua mereka, karena mendidik siswa itu merupakan tugas bagi seorang guru ketika berada di sekolah. Dampingan dari seorang guru memang cukup penting, karena setiap anak harus mendapatkan pendidikan yang layak bagi kehidupannya. Sistem Ujian Tengan Semester sama dengan Ujian akhir semester, yaitu kami diminta untuk membuat video edukasi yang berkaitan dengan psikologo perkembangan peserta didik dan kaitannya dengan Pendidikan Agama Islam.

Dan yang terakhir, mata kuliah kesembilan yaitu Statistik. Pada mata kuliah ini, awalnya saya merasa kembali ke bangku sekolah, namun setelah beberapa kali pertemuan, baru saya temukan bahwa statistik itu cukup rumit. Saya kira dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam, tidak akan saya temui lagi pelajaran hitung menghitung, tapi ternyata dugaan saya salah. Dan pada saat ini saya juga diamanahkan oleh teman-teman untuk menjadi penanggung jawab mata kuliah statistik. Saya memang sangat menyukai pelajaran hitung menghitung, tetapi terkadang saya juga bisa menjadi orang yang paling bingung dalam mengerjakan soal-soal tentang hitung menghitung. Pada mata kuliah ini juga sama seperti mata kuliah lainnya, kami diberikan kebebasan untuk membuat materi perkuliahan sesuai denga RPS yang telah dosen berikan, kemudian dipresentasikan menggunakan google meet dan membuka sesi diskusi. Setelah berdiskusi dan membuka sesi tanya jawab, tatapi masih ada pertanyaan yang masih belum terselesaikan, maka dosen akan memberikan penjelasan dan memperbaiki jawaban dari pemateri kepada audien. Setelah itu, kami diminta untuk mengerjakan soal latihan agar bisa lebih paham dengan materi yang disampaikan. Setiap minggunya kami diberikan tugas untuk mengerjakan soal latihan dengan jangka waktu saru minggu dan dikumpulkan melalui media google classroom. Dengan begitu kami dapat berlatih dan lebih memahami cara mengerjakan soal-soal berikutnya, karena setiap materi akan selalu berkaitan satu sama lain. Mata kuliah Statistik ini juga mengajarkan agar selalu teliti dan tenag dalam mengerjakan setiap soal, supaya hasil yang didapatkan lebih baik. Sama halnya dengan kehidupan yang kita jalani, pasti tidak akan luput dari setiap persoalan dan ujian hidup. Maka jalani, kerjakan dan atasilah dengan ketenangan dan ketelitian yang kuat agar tidak salah dalam melangkah dan menetukan pilihan yang akan kita jalani. Sistem Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semesternya sama persis, kami diberikan soal dan batas waktu untuk mengerjakannya, kemudian dikumpulkan melalui google classroom. Dan bagi mahasiswa yang nilainya di bawah rata-rata, maka diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilai dengan cara mengerjakan soal, lalu mempresentasikan hasil pengerjaannya kepada teman-teman kelas. Hal ini bertujuan untuk membuat mahasiswa tersebut menjadi lebih paham dengan apa yang dikerjakannya, sehingga mereka juga lebih mudah ketika mengerjakan soal-soal ditahap berikutnya.

Demikian cerita tentang pengalaman perkuliahan saya pada semester 4 yang dapat saya sampaikan. Sedikit kesan saat telah berada di semester ini, awalnya saya merasa semua ini cukup sulit dan berat untuk dilalui, tapi setelah dijalani dengan sepenuh hati, akhirnya saya merasakan bahwa inilah proses yang harus saya lalui. Karena sebelumnya saya juga sudah melewati beberapa semester yang dulunya saya anggap sulit juga, tetapi Allah telah menguatkan saya, sehingga saya masih tetap bisa bertahan di tahap ini dan bahkan naik ke tahap selanjutnya.

Hidup memang akan terasa berat, saat kita melihat ke bawah dan ke depan secara terus menerus, tetapi cobalah untuk menoleh ke belakang sesekali, agar kamu ingat bahwa apa yang kamu lalui saat ini adalah hasil dari beberapa bukit ujian yang telah kamu lewati di belakang sana. Dan meliatlah ke atas, ingatlah bahwa Allah tak akan pernah meninggalkan hamba-Nya mau berjuang dalam hal kebaikan, Allah selalu ada di dekatmu dan selalu mengawasimu.

Awalnya saya merasa sulit untuk menulis sebanyak 3000 kata ini, namun setelah saya yakini bahwa saya bisa, dan ternyata iya, saya memang bisa karena ada usaha. Dan saya percaya bahwa hasil tak akan pernah menghianati usaha, selagi kita yakin maka kita akan bisa.

Akhirukalam, Alhamdulillahirobbil’alamin untuk semester 4 dan 3 semseter yang telah saya lalui sampai saat ini.

Bismillah untuk menuju semester 5 dan selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh......

Rabu, 07 Juli 2021

PERANGKAT PEMBELAJARAN

 

Nama: Wahyu Sri Rizqi

NIM: 11901347

Kelas: PAI/4C

Makul: Magang 1 (Laporan Bacaan)

 

PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.    Pengertian Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Kunandar (2014: 6), setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang lengkap, sistematis agar pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif.

Perangkat pembelajaran merupakan alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran (Zuhdan, dkk., 2011: 16). Perangkat pembelajaran wajib menjadi pegangan bagi guru/dosen dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, atau di luar kelas. Dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan, yaitu penyusunan perangkat pembelajaran yang merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP yang menjurus pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian atau perangkat evaluasi dan skenario pembelajaran.

Menurut Nazarudin (2007: 111) perangkat pembelajaran adalah segala sesuatu atau beberapa persiapan yang disusun oleh guru baik secara individu maupun berkelompok agar pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil seperti yang diharapkan, sedangkan perangkat pembelajaran yang dimaksud terdiri dari Analisis Pekan Efektif, Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Kriteria Ketuntasan Minimal. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

B.     Jenis Perangkat Pembelajaran

1.      Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011: 244). 

Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat tentang komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi dasar. 

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.

Langkah-langkah dalam mengembangkan silabus adalah sebagai berikut:

a)      Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi.

b)      Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian KD.

c)      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik dalam rangka pencapaian KD.

d)      Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator merupakan penanda pencapaian KD. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

e)      Menentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dalam bentuk tertulis.

f)       Menentukan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu. Alokasi waktu merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh siswa yang beragam.

g)      Menentukan Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

 

 

2.      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Menurut Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus dipenuhi, yaitu Identitas, Indikator, Tujuan pembelajaran, Materi pembelajaran, Metode pembelajaran, Langkah-langkah pembelajaran, Sumber belajar dan Penilaian hasil belajar. Komponen-komponen tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran seperti berikut:

a)      Mengisi Identitas yang memuat nama mata pelajaran, sekolah, kelas/semester, alokasi waktu, SK dan KD.

b)      Merumuskan indikator yang menjadi penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dirukur dan diamati. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

c)      Merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu berisi penguasaan kompetensi yang ditarget dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar.

d)      Mengidentifikasi materi pembelajaran, yaitu merupakan materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.

e)      Menentukan metode pembelajaran,  metode bisa diartikan sebagai cara yang dipilih atau model atau pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran

f)       Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran diwujudkan melalui penggunaan metode, pendekatan atau model yang dipilih dan bervariasi.

g)      Menentukan sumber belajar, pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang telah dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, nara sumber, alat, dan bahan.

h)      Menetapkan penilaian yang terdiri atas tiga hal penting yaitu teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan berdasarkan indikator yang telah disusun. Jika penilaian menggunakan tes tertulis uraian atau berupa proyek maka penilaian harus disertai rubrik penilaian.

3.      Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Menurut Theresia Widyantini (2013: 3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa yang berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa. Sedangkan menurut Abdul Majid (2006:176) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Maka dapat disimpulkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran tugas berupa petunjuk atau langkah-langkah kegiatan dari guru kepada siswa untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan suatu tugas.

Komponen Lembar Kegiatan Siswa (LKS) menurut Depdiknas (2008: 23) terdiri dari judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.

Menurut Depdiknas (2008: 23) langkah penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah sebagai berikut:

a)      Menganalisis kurikulum yang dilakukan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Materi ditentukan dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan dan kompetensi yang harus dimiliki siswa.

b)      Menyusun peta kebutuhan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang digunakan untuk menentukan urutan dan jumlah LKS yang harus ditulis dan harus dilakukan analisis sumber belajar.

c)      Menentukan judul Lembar Kegiatan Siswa (LKS), ditentukan atas dasar KD, materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai satu judul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi dengan cara diuraikan ke dalam materi pokok. Materi pokok yang lebih dari empat sebaiknya dipecah menjadi dua LKS.

d)      Menulis Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut, yaitu Perumusan KD yang harus dikuasai, Menentukan alat penilaian, Penyusunan materi.

4.      Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan peserta didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien. Media pembelajaran sangat berhubungan dengan peserta didik, karena dengan media pembelajaran peserta didik dapat lebih jelas ketika memahami pesan pembelajaran yang disampaikan.

Ruang lingkup media pembelajaran adalah segala macam alat, bahan, peraga, serta sarana dan prasarana di sekolah yang dipakai dalam proses pembelajaran. Seperti Media Cetak (Print Out), media audio, audio visual, multimedia interaktif, E-Learning, media realita dan mediapembelajaran lainnya.

Tujuan media pembelajaran di bagi menjadi dua bagian, yaitu secara umum dan secara khusus. Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa. Sedangkan tujuan secara khusus adalah agar dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi untuk merangsang minat belajar siswa, menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi, menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa, untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif dan memberikan motivasi belajar kepada siswa.

 

5.      Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar merupakan salah satu perangkat materi atau substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis, serta menampilkan secara utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Andi Prastowo dalam bukunya yang berjudul Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif disebutkan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran.

Adapun jenis-jenis bahan ajar, yaitu bahan ajar cetak (buku, modul, lembar kerja siswa, brosur dan foto atau gambar). Bahan ajar dengar atau program audio (kaset dan radio), bahan ajar audiovisual (film dan video) dan bahan ajar interaktif yakni kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video).

6.      Perangkat Penilaian/ Perangkat Evaluasi

Menurut Kunandar (2014: 35) bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik”. Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan penilaian hasil belajar maka akan diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru. Kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian melalui tes (mengukur kompetensi kemampuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Adapun jenis-jenis penilaiannya yaitu:

a)      Penilaian Sikap dilakukan melalui Observasi atau pengamatan perilaku dengan alat lembar pengamatan atau observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik, Jurnal dan  Wawancara dengan alat panduan atau pedoman wawancara (pertanyaan-pertanyaan langsung).

b)      Penilaian Keterampilan melalui Kinerja yang menuntut peserta didik mendemostrasikan suatu kompetensi tertentu menggunakan tes praktik dan penilaian portofolio.

c)      Penilaian Pengetahuan melalui tes tertulis dengan menggunakan butir soal dan tes lisan dengan bertanya langsung terhadap peserta didik menggunakan daftar pertanyaan.

Rabu, 30 Juni 2021

KURIKULUM

 

Nama: Wahyu Sri Rizqi

NIM: 11901347

Kelas: PAI/4C

Makul: Magang 1 (Laporan Bacaan)

 

KURIKULUM

Kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar. Kurikulum dianggap sebagai pedoman sekolah atau madrasah, maka dalam implementasinya kurikulum memerlukan beberapa komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Adapun komponen kurikulum meliputi: tujuan, pendidik, peserta didik, isi, prosedur atau strategi, sarana dan prasarana pendidikan dan dukungan masyarakat.

Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memperoleh ijazah. Kurikulum dijadikan sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan manusia, maka ketika akan menyusun kurikulum harus memahami terlebih dahulu konsep dasar dari kurikulum tersebut.

A.    Pengertian Kurikulum Menurut Ahli

1)      Menurut Murray Print, Kurikulum adalah suatu program kegiatan yang terencana,  sebagai hasil belajar yang diharapkan, sebagai reproduksi kultural (Cultural Reproduction) dan sebagai curere.

2)      Menurut Beane, kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian, yaitu kurikulum sebagai produk (hasil perencanaan, pengembangan, dan perekayasaan kurikulum), kurikulum sebagai program pembelajaran secara riil, kurikulum sebagai hasil belajar yang ingin dicapai oleh para siswa (pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap dan berbagai bentuk pemahaman terhadap mata pelajaran), dan kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi siswa.

3)      Menurut John Dewey (1902), kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang terorganisir dengan baik.

4)      Menurut Hilda Taba, kurikulum menekankan pada tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya evaluasi.

5)      Menurut Orlosky and Smith, kurikulum adalah bagian dari program sekolah yang berisi apa yang diharapkan pada siswa dalam pembelajaran.

6)      Menurut Inlow, kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.

7)      Menurut Kerr, J. F, kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

8)      Menurut Beauchamp, kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Landasan Kurikulum

Ada 4 landasan kurikulim menurut Nana Syaodih Sukmadinata, yaitu:

1.      Landasan Filosofis (filsafat), yang memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum, maka dari itu dalam pengembangan kurikulum harus berpegang atau berlandaskan pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga dapat mewarnai konsep dan implementasi kurikulum yang akan dikembangkan. Aliran filsafat yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum adalah Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme, Progresivisme dan Rekonstruktivisme.

2.      Landasan Psikologis, Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.

3.      Landasan Sosial-Budaya, kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan, maka kurikulum akan menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan dalam usaha mempersiapkan peserta didik ketika telah turun ke lingkungan masyarakat.

4.      Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Maka dari itu, kurikulum seharusnya dapat mengatasi dan mengantisipasi cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.

C.    Tujuan Kurikulum

Pada dasarnya tujuan kurikulum lebih merumuskan tujuan dalam menentukan strategi secara menyeluruh tentang cara pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, serta untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan. Tujuan pendidikan terdiri dari tujuan yang sangat umum hingga tujuan khusus yang bersifat jelas dan dapat diukur. Tujuan kurikulum terbagi menjadi empat, yaitu:

1)      Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), yaitu tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis.TPN merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan penyelenggaraan itu,baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal,informal maupun non formal.

2)      Tujuan Institusional (TI), yaitu tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetisi lulusan setiap jenjang pendidikan. Seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi.

3)      Tujuan Kurikuler (TK), yaitu tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga diartikan sebagai kualifikasi yang harus di miliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu di suatu lembaga pendidikan.

4)      Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP), yaitu tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses merupakan syarat mutlak bagi guru.

D.    Fungsi Kurikulum

1)      Fungsi Penyesuaian

Kurikulum berfungsi sebagai penyesuaian adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya karena lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah.

2)      Fungsi Integrasi

Kurikulum berfungsi sebagai penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.

3)      Fungsi Diferensiasi

Kurikulum berfungsi sebagai diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani.

4)      Fungsi Persiapan

Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.

5)      Fungsi Pemilihan

Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

6)      Fungsi Diagnostik

Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya.Jika telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.

E.     Komponen Kurikulum

Kurikulum pendidikan memiliki 4 unsur, yaitu: tujuan, isi (bahan pelajaran), strategi pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi).

1)      Komponen Tujuan

Kurikulum merupakan suatu program yang difokuskan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan itu.

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan, sebagai berikut:

a)      Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b)      Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c)      Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

d)      Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.

2)      Komponen Isi/Materi

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut.Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.

Kriteria yang bisa menjadi acuan ketika merancang kurikulum dalam menentukan isi kurikulum, yaitu:

a)      Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.

b)      Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.

c)      Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.

d)      Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.

e)      Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.

3)      Komponen Strategi

Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran.Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja.Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.

Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah.Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.

4)      Komponen Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelayakan program.

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri.Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.

F.     Jenis Kurikulum

Ada 3 jenis kurikulum, yaitu:

1)    Separated Subject Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Terpisah Atau Tidak Menyatu) dikatakan kurikulum mata pelajaran terpisah karena data-data pelajaran disajikan pada peserta didik dalam bentuk subjek atau mata pelajaran yang terpisah satu dengan yang lainnya. Kurikulum ini dengan tegas memisahkan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya, umpamanya mata pelajaran biologi dengan pengetahuan sosial atau yang lainnya.

2)    Correlated curriculum (Kurikulum Korelasi Atau Pelajaran Saling Berhubungan). Dalam kurikulum ini, mata pelajaran harus dihubungkan dan disusun sedemikian rupa sehingga yang satu memperkuat yang lain, yang satu melengkapi yang lain. Maka mata pelajaran itu saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri sendiri.

3)    Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu), maksudnya beberapa mata pelajaran dijadikan satu atau dipadukan. Dengan tidak adanya batas-batas mata pelajaran dan bahan pelajaran yang disajikan berupa satu persatu atau keseluruhan.

Sumber:

Jurnal Repositori STAIN Kudus “Kurikulum Pendidikan”

Jurnal Pengembangan Kurikulum. Oleh Syamsul Bahri Dosen Fakultas Tarbiah IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh.